Senin, 28 April 2014

PERAN PENTING ORGANISASI MAHASISWA

Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting dikampus. Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiwa tersebut. Kita sering mendengar istilah bahwa mahasiswa adalah “The agent of change”, hal itu benar adanya karena sama-sama kita saksikan banyak perubahan yang terjadi karena peran mahasiswa.

Di kampus sendiri organisasi mahasiswa ini berperan sangat penting. Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang di buat oleh petinggi kampus dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah disampaikan. Coba saja bayangkan tanpa ada organisasi mungkin kebijakan apapun yang dikeluarkan pihak atasan mahasiswa akan ‘nrimo’ saja. Karena mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan pendapat mereka. Sangat banyak kita saksikan perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bergabung di organisasi mahasiswa. Misalnya dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai media bagi mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya biaya kuliah, minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan biaya kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari BEM ini akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat contohnya. Nah, dari situ pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan melakukan fungsicontrolling-nya. Tidak hanya BEM, organisasi kehamahasiswaan lainnya baik organisasi internal maupun organisasi eksternal kampus, juga bisa langsung menyampaikan aspirasinya, seperti yang sama-sama kita saksikan contohnya melakukan aksi damai menuntut kenaikan biaya kuliah. Memang realita yang kita saksikan tidak jarang aksi yang awalnya damai berujung dengan kericuhan karena pihak kampus mungkin tidak merespon kasi mereka. Namun itu hanyalah sebagian kecil dari contoh peran penting organisasi mahasiswa dikampus. Tidak dapat kita pungkiri keberadaan organisasi kemahasiswaan sangat lah penting di kampus sebagai fasilitator dan mediator antara mahasiswa dengan petinggi-petinggi kampus.

Minggu, 27 April 2014

Organisasi

a.    Pengertian Organisasi
Istilah organisasi sudah sering kali kita dengar karena dalam pemahaman kita sehari-hari istilah organisasi sering disamakan dengan sebuah persatuan atau persyarikatan. Organisasi berasal dari kata organon yang dalam bahasa Yunani diartikan sebagai alat.
Menurut Sondang P.Siagian yang dikutip dari bukunya Dr. Kartini kartono menjelaskan bahwa:
“Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pemimpin dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan." 

Di samping itu, pengertian organisasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Yayat Djadmiko , mencoba mengidentifikasi organisasi yang disebut beberapa ahli sebagai berikut : 
1)    Edgar H. Shein dalam bukunya Psychology of Organization, (1982)  memberikan definisi yaitu; "An organization is the plan coordination of the activities of a member os people for the achievement of some common explicit purpose or good, through division of labor and function and through a hierarchy of authority and responsibility." Jadi organisasi adalah koordinasi yang direncanakan mengenai kegiatan-kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian kerja dan fungsi berdasarkan tingkatan otoritas (kewenangan) dan tangggung jawab.

Elemen-elemen yang terkandung dari definisi di atas adalah :
a)    Bahwa organisasi menuntut pengembangan dan pemeliharaan koordinasi.
b)    Bahwa di dalam organisasi terdapat tujuan bersama yang pencapaiannya harus diupayakan semaksimal mungkin.
c)    Dalam organisasi terdapat pembagian kerja (division of labor).
d)    Seluruh kegiatan dalam organisasi harus menciptakan keterpaduan (integration), menekankan bahwa objek koordinasi pada dasarnya bukan orang tetapi kegiatan atau pekerjaan.

2)    Trewata & Newport dalam bukunya Managemen (1982) ,  yang dikutip dari bukunya Yayat Hayati Djadmiko memberikan definii tentang organisasi yaitu; ”Organization is defined as a social structure, designed to coordinated the activities of two or more people, through a division of labor and hierarchy authority for achievement of a common purpose".  Organisasi adalah suatu struktur social yang diranncang untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dua orang atau lebih melalui suatu pembagian kerja dan tingkatan otoritas untuk mencapai tujuan bersama.


Elemen-elemen yang terkandung dari definisi di atas adalah :

a)    Organisasi itu merupakan suatu kerangka social, yaitu kerangka yang menunjukkan hubungan antara individu dalam organisasi.
b)    Bahwa di dalam organisasi terdapat koordinasi yang dirancang untuk mengatur kegiatan orang-orang.
c)    Organisasi terdapat pembagian kerja yang diatur dengan tingkatan otoritas.
d)    Seluruh kegiatan ditunjukkan untuk pencapaian tujuan bersama.

Menurut Prajudi Atmosudirjo memberikan ulasan tentang organisasi dalam bukunya Makmur, yaitu "suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih (social entity) yang dengan sadar bekerja sama secara terpadu (consciously coordinated) dalam suatu konteks tertentu, menurut batasan-batasan (boundaris) dan fungsi-fungsi tertentu guna mencapai suatu tujuan bersama tertentu atau suatu perangkat (set off) tujuan-tujuan bersama tertentu". 

Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu proses kerjasama yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.

Kamis, 24 April 2014

Struktur Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa STIE Al-Anwar 2013/2014


Presiden BEM              : M.Yusa’ Sa’dillah

Wakil Presiden BEM    : Diky Aji Widianto

Sekertaris                     : Dewi Fatima

Kementerian Badan Eksekutif Mahasiswa

Kementerian Dalam Negeri
Menteri            : A. Zainal Muttaqin
Anggota           :
-         M. Bahrudin
-         Ramadhan Putra Kurdian
-         Della Dwiki Meizhellin

Kementrian Luar Negeri
Mentri              :Eris Fujianto
Anggota           :
-         M. Zainul Arifin
-         Riyanto
-         Makrifati 

Kementrian Pendidikan
Menteri            : Yusuf  Fatkhur Rochman
Anggota           :
-         Lailatul Habibah
-         Didik Sujadmiko
-         Nyvia Ika Yulie Prianti

Kementrian Administrasi
Menteri            : Ruri okvita sari
Anggota           :
-         Nurul Lalilatul Makrufah
-         Dhurrotul Mufarrikhah
-         Mainatul Jannah

Kementrian Agama
Menteri            : M. Riyadho Pandji
Anggota           :
-         Risa Mayasari
-         Aldin Bagus
-         Erwin Kuncoro

Selasa, 22 April 2014

Belajar diutamakan, Organisasi dinomer satukan! (Prestasi Oke, Organisasi Yes!)

Belajar diutamakan, Organisasi dinomer satukan! (Prestasi Oke, Organisasi Yes!)

Sebut saja namanya Joko, lulus kuliah dengan nilai akademis yang fantastis. Ia pun mudah diterima kerja. Tapi masalah mulai muncul saat ia harus berhadapan dengan struktur organisasi  perusahaan dimana ia bekerja. Belum lagi harus adu pendapat di rapat-rapat kerja yang ia pun asing dengannya. Maklum, selama sekolah dan kuliah, si Joko ini tidak pernah mengikuti organisasi apa pun alias anti dengan organisasi.
Lain lagi ceritanya dengan Wanto. Nilainya memang biasa saja. Tapi, si Wanto ini masuk categori profil mahasiswa yang punya kemampuan bagus dalam membagi waktu antara belajar dan berorganisasi. Ya, Wanto adalah seorang aktivis dikampusnya. Tak hanya sejak dikampus sie, jejak aktifnya di organisasi telah ia mulai sejak di MI (Madrasah Ibtidaiyyah), dari Pramuka, Paduan Suara dan extrakulikuler lainnya.
Tak disangka, pengalaman organisasinya membawa manfaat saat wawancara kerja. Keterbiasaannya mengungkapkan pikiran dan pendapatnya secara verbal di depan umum, membantu ia dalam proses wawancara kerja tersebut. Ia pun menjalani tes wawancara itu dengan lancar dan mengesankan. Di dunia kerja, ia tidak canggung menghadapi struktur organisasi dan rapat-rapat kerja. Dan saat ia diangkat menjadi manajer, ia mampu mempimpin bawahannya dengan baik.
Ilustrasi diatas memang tidak mewakili seluruh orang yang pernah berorganisasi atau pun tidak. Masih ada juga orang yang canggung walau punya banyak pengalaman jadi organisatoris. Atau bahkan ada juga ornag yang justru luwes walaupun tidak pernah bersentuhan dengan aktivitas organisasi di sekolah atau kulliahnya. Tapi, ilustrasi ini bisa menjelaskan manfaat dari berorganisasi.
Belajar Diutamakan
Telah diimani bersama, bahwa sekolah atau madrasah merupakan tempat bagi siswanya dalam menimba ilmu, mengembangkan potensi diri baik itu dibidang akademik maupun dalam sebuah organisasi. Sebagai seorang pelajar tentu tujuan utamanya adalah belajar. Kembali ke khittoh sebagai seorang pelajar sejati itu, akan mengiring kepada satu pemahaman akan kewajiban utamanya yaitu belajar. Ruangan kelas dan kamar belajar akan selalu menjadi tempat favorit untuk dikunjungi. Hari-harinya akan dihabiskan dengan bergulat ria dengan buku-buku LKS, guru privat dan aktifitas-aktifias belajar lainnya. Karena Memiliki anak dengan prestasi bagus adalah dambaan setiap orang tua. Keduanya akan bangga jika melihat anaknya menulang prestasi belajar yang baik disekolahnya. Hingga porsi belajarnya pun harus diutamakan demi menuai tujuan utamanya itu.
Prestasi. Iya satu hasil dari sebuah usaha. Dengan sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha, pekerjaan (Seperti belajar) yang dilakukan dengan sunguh-sunguh sehingga mencapai hasil yang terbaik dan maksimal. Inilah sejatinya yang mungkin membuat banyak orang terlena dalam satu pemahaman yang  mungkin salah, Jika prestasi anak hanya dilihat dari sisi akademis. Hasil dari belajar yang sukses sebagaimana disampaikan banyak tokoh adalah hasil belajar yang menghasilkan goal pada 3 aspek besar, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Mungkin hipotesa yang bisa diambil sekarang adalah ketidak sadaran kita akan pemenuhan 3 aspek penting ini, untuk menghantarkan siswa menjadi orang yang siap pakai, terutama di masyarakat. Sudahkah siswa kita dikenalkan pada hal tersebut?
Organisasi Dinomersatukan
Terlibat aktif dalam organisasi akan mengembangkan kemampuan dan kapasitas pribadi seseorang. Telah terbukti baik secara ilmiah maupun secara realita dikehidupan sehari-hari, orang-orang yang matang dalam organisasi lebih unggul dibandingkan mereka yang diam saja.
Softskill. Iya satu Skill yang tidak diajarkan didalam kelas. Ini yang menjadi alasan betapa pentingnya siswa mencari pengalaman belajar diluar kelas, utamanya ikut organisasi. Karena aspek inilah yang dominan dalam mendukung kiprah mereka di masyarakat. Perlu anda ketahui  Ada 24 Atribut softskills yang dominan dibutuhkan dilapangan kerja atau masyarakat (pasca lulus sekolah atau kuliah) yang telah dirilis oleh  center for enterpreuneurship education and development, yaitu meliputi: Inisiatif, Etika, Berfikir kritis, Kemauan belajar, Komitmen, Motivasi, Bersemangat, Dapat diandalkan, Integritas, Komunikasi lisan dan Kreatif, serta kemampuan analitis yang berporos pada kemampuan mengatasi stress, Menejemen diri, Menyelesaikan persoalan, Dapat meringkas, Berkooperasi, Fleksibel, Kerja dalam tim, Mandiri, Mendengarkan, Tangguh, Berargumen logis dan Menejemen waktu.
Ke 24 atribut tersebut dapat kita gali melalui berorganisasi. Itulah betapa pentingnya kita untuk menomorsatukan organisasi. Karena banyak hal akan kita dapatkan dari organisasi:
1. Kemampuan menyelesaikan masalah
Hal ini salah satu nilai tambah yang didapatkan seseorang dengan aktif di organisasi. Perbedaan yang jelas akan terlihat ketika dua orang dibandingkan. Satu siswa  terbiasa menyelesaikan masalah-masalah di organisasi, satu lagi siswa yang terbiasa diam dikamar, kutu buku, tak pernah bergaul.
Siswa yang terbiasa di organisasi cenderung tidak shock ketika mendapatkan masalah, menanggapi dengan lebih tenang karena dia telah terbiasa. Sementara siswa yang tak terbiasa merasa tidak percaya diri, dan akhirnya kebingungan.
2. Kemampuan menentukan pilihan terbaik (prioritas)
Pilihan untuk berorganisasi secara maksimal sendiri adalah pilihan yang berat. Mereka yang aktif berkecimpung dalam dunia organisasi biasanya berhadapapan dengan banyak masalah yang harus segera diselesaikan.
Latihan-latihan dalam dunia organisasi untuk menyelesaikan masalah umumnya sangat sering. Masalah bisa dicari, bahkan biasanya datang sendiri. Nah, semakin sering menyelesaikan masalah ini, maka intuisi untuk menentukan prioritas akan semakin terasah.
Mereka yang aktif di organisasi dilatih untuk pandai memilah masalah. Mana masalah sangat penting, mana masalah yang sudah dikejar deadlinemana masalah tidak terlalu penting, mana masalah yang dapat diselesaikan suatu saat nanti. Semakin lama dan semakin banyak masalah yang berhasil disortir, maka kemampuan ini akan semakin tertempa.
3. Teman dan sahabat
Poin tiga ini adalah salah satu buah manisnya dunia organisasi. Salah satu yang paling banyak menarik orang untuk terlibat aktif di organisasi. Intensitas diskusi, sharing, komunikasi inilah yang nantinya akan memunculkan ikatan pertemanan, ikatan emosional, dan persahabatan.
Banyak pertemanan dan persahabatan akrab berawal dari organisasi. Banyak rekanan yang cocok, partner yang pas di kemudian hari dimulai dari kedekatannya di satu organisasi tertentu.
4. Jejaring Sosial (Sosial Network)-Jejaring Kerja (Job Network)
Poin nomor empat ini juga salah satu yang menarik banyak orang untuk berorganisasi. Aktif berorganisasi, artinya punya kesempatan mendapat banyak teman, punya kesempatan mengenal banyak orang, punya kesempatan berinteraksi dengan berbagai lembaga (misalnya sponsor, rekanan, dsb).
Dari interaksi-interaksi itulah orang yang berorganisasi dapat mengumpulkan jaringan dan koneksinya. Pertemanan yang baik saja dapat menjadi sebuah koneksi yang bagus di kemudian hari. Orang yang punya kemampuan komunikasi bagus dalam organisasi biasanya punya banyak kenalan. Punya teman dimana-mana. Punya kenalan di perusahaan A, di perusahaan B, dll. Kemudian hari, kenalan-kenalan ini dapat dijadikan sebuah jaringan yang berguna untuk karier dan lain-lain.
5. Keahlian Spesifik
Poin nomor lima ini sering dijadikan bahan tulisan, dasar yang menjadi intisari dari tujuan orang berorganisasi. Berbicara keahlian, sangat banyak cakupannya. Banyak kemampuan bisa disebut keahlian. Dan untungnya, keahlian spesifik dalam organisasi  ini tidak didapatkan di materi kuliah.
Keahlian spesifik yang dimaksud menjurus pada suatu keahlian khusus. Dan pendalamannya harus dengan latihan yang terus menerus. Di Organisasi pers alam misalnya, seseorang akan diajari, dilatih untuk ahli dalam ilmu tulis menulis, layout, dan sebagainya, tergantung bidang yang diambil dalam Organisasi pers tersebut.
6. Popularitas
Salah satu yang paling menarik minat orang untuk berorganisasi adalah ingin dikenal orang lain. Dalam bahasa kerennya disebut popuparitas, atau menjadi populer.
Banyak dikenal orang, dimana saja memang menyenangkan. Terasa seperti selebriti barangkali. Ini sah-sah saja untuk dijadikan motivasi dan penyemangat dalam berorganisasi. Lagipula, sebenarnya orang yang aktif di organisasi akan menjadi populis dengan sendirinya tanpa perlu digembar-gemborkan.
7. Belajar untuk menyampaikan pendapat, ide, dan gagasan
Di organisasi, kamu punya kesempatan yang luas untuk belajar bicara. Mulai dari forum-forum kecil, sampai forum yang melibatkan ratusan, bahkan ribuan orang.
Mulai dengan tata bahasa yang kacau balau, sampai akhirnya kamu bisa mengutarakan pendapat, ide, dan gagasan kamu dalam bahasa yang elegan. Di organisasi lah tempatnya kamu akan ditempa. Pada saat pertama kali berbicara didepan khalayak ramai, barangkali kamu merasa tidak percaya diri, kaki gemetar, bahkan sampai berkeringat dingin dengan jantung dag dig dug.
Di organisasi, kamu akan dilatih, belajar terus menerus, sampai akhirnya percaya dirimu menjadi tinggi, sehingga semua keraguan itu sirna dari pikiranmu. Dan akhirnya kamu pun mampu untuk tampil kedepan, mengutarakan gagasan brilianmu.
8. Belajar cara berdiplomasi, bernegosiasi, melobi, atau mempengaruhi orang lain secara persuasif
Ini adalah soft skill yang langka. Tidak semua orang bisa melakukannya. Pendekatan persuasif cenderung lebih efektif dalam menyelesaikan masalah. Walaupun prosesnya butuh kesabaran dan perhitungan yang cermat
Tidak melulu masalah dapat diselesaikan dengan fisik, adu otot, senjata dan sebagainya. Kadang perlu ada pendekatan-pendekatan yang lebih halus. Ingat, perjuangan bersenjata saja takkan membuat Indonesia merdeka.
Untuk masalah-masalah yang serius dan sensitif, sedikit saja melakukan kesalahan, akan fatal akibatnya kedepan. Bayangkan, masalah yang seharusnya dapat diselesaikan dengan cara negosiasi tapi malah di selesaikan secara fisik, mubazir bukan?
Di Organisasi, teknik bernegosiasi, diplomasi dan lobi dapat dipelajari secara otodidak. Kamu dapat mempraktekkan langsung suatu konsep/pendekatan yang sudah kamu rancang.
Seiring berjalannya waktu dan seringnya kamu menerapkan cara negosiasi yang baik, maka kamu akan semakin matang. Terkadang jika terjadi suatu masalah yang melibatkan lebih dari satu pihak, kesuksesan suatu kegiatan, atau suatu rencana sangat bergantung pada suksesnya negosiasi.
10. Kemampuan admisistrasi, struktural, prosedural
Poin ini adalah kemampuan dasar yang akan didapatkan seandainya seseorang mau terlibat aktif dalam organisasi. Kemampuan administrasi seperti surat menyurat misalnya, memang terkesan enteng. Namun pada momen tertentu, masalah enteng ini dapat saja menjadi penghambat jika diabaikan.
Di Organisasi, kamu akan melihat dan merasakan langsung bagaimana berhadapan dengan struktur-struktur dalam organisasi, bagaimana berhadapan dengan prosedur-prosedur baku dalam organisasi, bagaimana pengurusan dan pengelolaan administrasi dalam suatu organisasi.
11. Belajar menjadi pemimpin-memimpin sebuah tim
Ini erat kaitannya dengan jabatan. Jika jabatan adalah posisi struktural, maka pemimpin adalah posisi operasional. Ketua organisasi sudah jelas akan merasakan hal ini. Tapi tak tertutup kemungkinan untuk belajar memimpin bagi pejabat-pejabat dibawahnya.
Menjadi ketua dalam sebuah organisasi belum tentu menjadi pemimpinnya. Ada juga organisasi yang menempatkan seseorang dalam posisi ketua, namun itu hanya jabatan formal. Ada seseorang yang lain lagi yang mengontrol gerak organisasi tersebut, inilah yang dimaksud dengan pemimpin.
Dalam organisasi, biasanya masih menganut “primus interpares“, siapa yang memiliki kecakapan paling bagus, dialah yang dianggap pemimpin oleh organisasi tersebut.
Meski setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, namun belum tentu dia bisa menjadi pemimpin bagi orang lain disekitarnya. Di Organisasilah salah satu tempat untuk mengasah jiwa kepemimpinan ini menjadi semakin matang.
12. Kemampuan untuk memahami karakter orang lain
Bertemu, berkomunikasi, dan berdiskusi dengan banyak orang dalam sebuah organisasi, maupun lintas organisasi, perlahan kamu akan mempelajari berbagai karakter manusia. Di organisasi, dimana anggotanya berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, punya tujuan pribadi yang tidak sama juga misalnya, pemahaman terhadap karakter seseorang menjadi sangat penting.
Dengan mengetahui karakter, kemudian pemimpin dapat mengambil langkah preventif (pencegahan) seandainya terjadi suatu masalah dalam tubuh organisasi, maupun dalam hubungannya dengan dunia luar.
Belajar diutamakan, organisasi dinomer satukan
Ibarat air dan minyak, belajar dan berorganisasi tidaklah pernah bisa disatukan. Tapi keduanya mungkin saja bisa untuk diharmoniskan. Variasi orang dalam menilai  baik dan buruk berorganisasi merupakan kewajaran. Semuanya berangkat dari sebuah pengalaman yang pernah dialami. Namun, naïf sekali jika mengatakan berorganisasi itu justru menghalangi siswa untuk meraih prestasi. Memang benar, kegiatan dalam organisasi akan menyita waktu kita, termasuk waktu untuk belajar. Padahal belajar merupakan hal yang penting agar kita dapat mencapai sebuah prestasi. Namun, disadari atau tidak, Organisasi merupakan wadah bagi siswa untuk bersosialisasi, melatih jiwa kepemimpinan, kedisplinan, dan melatih bertanggung jawab. Nah, sisi positif dari berorganisasi inilah yang sejatinya mampu menopang siswa meraih prestasi yang sejati, karena ukuran berprestasi yang kemudian jadi tolak ukur sukses tidaknya proses pembelajaran disekolah, tidak hanya dilihat dari hasil puas di rapot, namun juga hasil hebat terjun dimasyarakat.
Tantangan siswa dalam menghadapi dilemanya persoalan ini, bisa teratasi jika mereka berkomitmen untuk BB (bisa balance) sebagai aktifis dan akademis. Ini Bukanlah berarti menuntut setiap aktivis sekolah untuk mempunyai indeks prestasi yang luar biasa dengan perikat ‘cumelaude’, tetapi minimal seorang aktivis sekolah memiliki indeks prestasi yang bisa dikatakan standar ataupun bagus. Karena mereka memang tidak bisa disamakan  dengan siswa lainnya  yang hanya punya dua orientasi yaitu sekolah dan rumah. Ketika para siswa tidur – tiduran di rumah dengan santainya, para aktifis ini masih disibukkan dengan berbagai agenda. Ketika siswa lain hanya pusing dengan tugas – tugas dari bapak ibu guru, maka para aktivis menambah satu porsi dalam pemikiran mereka untuk memikirkan kemajuan dan kebaikan ke depannya.  Hal ini bukanlah sebuah kerja yang mudah dan murah untuk dilakukan. Banyak pengorbanan  yang harus dilakukan seorang aktivis, berkorban fisik, harta , waktu, pemikiran, bahkan tidak jarang kesempatan untuk kumpul bareng dengan keluarga di rumah.
Akan tetapi, semuanya itu tidaklah menjadi alasan bagi aktifis sekolah untuk terlena dengan urusan organisai, karena selain memegang amanah dari organisasi masing-masing, mereka juga mempunyai amanah utama dari orang tua, yaitu mengikuti proses Tholabul Ilmi dengan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, mereka harus mempunyai prinsip AKTIVIS AKADEMIS. Artinya, kita menomorsatukan aktivitas di organisasi dan juga mengutamakan akademis kita sebagai seorang siswa.  Belajar diutamakan, organisasi dinomer satukan inilah yang harus ditanamkan dalam diri masing-masing siswa, guna menciptakan siswa yang aktif berorganisai namun tetap berprestasi. Karena seorang siswa biasa yang mendapat nilai akademis bagus adalah biasa pula, karena mempunyai waktu yang luang untuk mengulang ulang pelajaran, namun aktivis yang mempunyai nilai akademis yang bagus akan  lebih disegani dan dijadikan referensi bagi siswa lain.
Ada 3 tips yang mugkin dapat digunakan untuk menopang prinsip Belajar diutamakan, organisasi dinomer satukan, bagi siswa-siswi disekolah yaitu:
Pertama, Pahami tentang metode belajar kita, karena tiap orang mempunyai metode belajar yang berbeda dan kapasitas yang berbeda dalam menyerap pelajaran. Kenali waktu waktu yang pas bagi kita masing untuk belajar. Apakah malam hari sebelum tidur , ataukan ketika subuh atau pada waktu waktu lainnya sesuai dengan waktu yang kita rasa paling nyaman untuk belajar.
Kedua, buatlah skala prioritas dari segala aktivitas yang akan kita kerjakan pada hari itu, karena keefektifan dalam aktivitas  dapat membuka pikiran kita bahwa ternyata kita mempunyai waktu luang yang dapat digunakan seefisien mungkin untuk mengulang ulang pelajaran misalnya, terutama pada jam jam kosong.
Ketiga, Mulailah membuat target nilai yang akan kita capai pada setiap semester, karena hal tersebut dapat memotivasi kita untuk mencapai nilai yang sesuai dengan target. Jangan memasang target yang rendah karena akan membuat semangat kita mengendur. Sebaliknya target juga harus realistis sesuai dengan kemampuan kita.
Nah, yang paling penting dari itu semua adalah kemampuan kita untuk mengatur waktu. Perlu diingat, Allah SWT memberikan porsi waktu yang sama baik kepada kita, dua puluh empat jam sehari kita, sama dengan dua puluh emapat jam mereka,  maka dituntut kecekapan dari tiap diri, untuk pandai – pandai dalam membagi waktu.
Dari sini setidaknya kita akan menemukan 4 kelompok siswa, hasil dari pergulatannya sebagai akademis dan aktivis, yaitu:
1. Anordinary Student, suatu kelompok siswa yang sukses menjalani prinsip Belajar diutamakan, organisasi dinomer satukan. Dengan indikasi kemampuan organisasi yang mumpuni, ditopang dengan kapasitas akademis yang fantastis. Siswa seperti ini adalah kategori Khowasul Khowas (luar biasa), yang biasanya disegani oleh siswa lainnya dan dijadikan teladan.
2. Anusual Student, kategori kelompok ini bisa dikatakan siswa yang biasa-biasa saja. Kemampuannya tinggi dibidang prestasi akademis. Namun, tidak mempunyai tape record  baik dalam ranah organisasi. Nah, kelompok inilah yang banyak diketemukan, sehingga keberadaannya bisa disebut “biasa”, karena porsi lebih yang mereka miliki untuk menghabiskan waktunya menuang prestasi akademis.
3. Easy-Forget Student, mungkin menamainya dengan siswa pelupa itu cukup tepat. Tetapi bukan berarti pelupa secara denotasi, tapi dimaknai kiasan (Konotasi). Siswa yang masuk kategori dalam kategori satu ini adalah siswa dengan kemampuan organisasi yang menawan, namun “lupa” akademis, alias belum ingat akan nilai akademisnya yang cukup mengecewakan. Yah mungkin karena terlena oleh aktivitas yang begitu padatnya, sehingga mereka perlu diingatkan bahwa oraganisasi adalah nomor satu, dan akademis adalah hal yang utama, Belajar diutamakan, organisasi dinomer satukan.
4. Brokenhearted Student,  kelompok yang satu ini adalah mereka yang masuk kategori siswa-siswa merana. Siswa dengan reputasi buruk di sekolahnya. Karena bukan hanya tidak membanggakan akan prestasi akademisnya, tapi juga buruk diprestasi organisasinya. Nah, bersiaplah untuk dilupakan atau bahkan dilenyapkan jika masuk kategori kelompok ini.
Akhirnya apa yang penulis telah tulis adalah bagian pengalaman yang dialaminya, dengan penambahan referensi-referensi bacaan yang ditulis oleh aktifis lainnya, dan juga hasil curhatan pengalaman-pengalaman teman. Sehingga akan menjadi bukti kuat bahwa tak ada yang salah dengan organisasi, dan pula tak ada yang perlu ditinggalkan dari kewajiban belajar. Karena yang salah itu diri kita sendiri, salah saat menentukan sikap.
Akhirnya pula, penulis ingin berkata bahwa : “Saya adalah orang yang tidak percaya pada faktor “kebetulan”. Saya yakini semua yang saya lakukan adalah bagian cerita hidup yang telah dituliskan. Asyiknya belajar di sekolah atau pondok, cerita kisah kasih disekolah, deretan kisah menarik dan unik saat harus jadi  aktifis dikegiatan ekstra atau organisasi sekolah, itu semua bukan sebuah kebetulan. Semua itu adalah cara Allah membuat saya lebih terampil, ulet dan tentunya belajar membuka diri dengan lingkungan. Satu pengalaman yang memotivasi saya, mungkin juga kamu!

TUGAS DAN ARAHAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN BEM STIE AL-ANWAR MASA BAKTI 2013/2014

 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 
Kementerian Dalam Negeri adalah Kementerian yang dibentuk untuk melaksanakan pola hubungan dan pola pengambilan kebijakan dalam ruang lingkup internal STIE AL-ANWAR. 
Selain itu,Kementerian Dalam Negeri juga mempunyai tugas mengurus aktivitas dan konsolidasi internal fungsionaris BEM STIE AL-ANWAR sendiri. 
Arahan Program Kerja 
• Penanaman Budaya Organisasi, Menjaga Semangat dan motivasi SDM, untuk mewujudkan visi dan misi BEM STIE AL-ANWAR 2013-2014, maka akan di lakukan penanaman budaya organisasi secara konsisten. 
• Memberdayakan SDM BEM STIE AL-ANWAR, dengan cara mengawasi dan mengembangkan SDM di setiap kementrian dan staf Kementerian dalam hal sistem operasional dan kontrol kegiatan dan kepanitian di bawah BEM STIE AL-ANWAR.
• Mengagendakan Rapat Konsolidasi Proker dengan UKM Internal dan Mendata Program/Rencana Kerja Seluruh UKM internal STIE AL-ANWAR. 
• LPM ,sebagai lembaga yang bertugas menampung aspirasi mahasiswa dan memberi informasi mahasiswa terkait internal BEM STIE AL-ANWAR maupun informasi menarik lainnya 
KEMENTERIAN LUAR NEGERI 
Kementerian Luar Negeri adalah Kementerian yang dibentuk untuk melaksanakan pola hubungan dan pola pengambilan kebijakan dalam ruang lingkup eksternal BEM STIE AL-ANWAR. Selain itu, Kementerian Luar Negeri juga mempunyai tugas merintis dan memperkuat serta mengkonsolidasikan jaringan BEM STIE AL-ANWAR dalam ruang lingkup eksternal. 
Arahan Program Kerja 
• Membantu Presiden dalam menjalin koordinasi dengan lembaga luar dan Menciptakan Konsolidasi Eksternal BEM STIE AL-ANWAR 
KEMENTERIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN 
• Kementerian yang bertanggung jawab atas segala bentuk hal yang bersifat administrasi dari BEM STIE AL-ANWAR.Selain itu, bertanggung jawab atas pengaturan kondisi keuangan di BEM STIE AL-ANWAR akan hal anggaran belanja atau pengeluaran kas, penganggaran keuangan program kerja BEM STIE AL-ANWAR dalam satu periode.
Arahan Program Kerja 
• berkaitan dengan Organisasi BEM STIE AL-ANWAR untuk mempermudah anggota BEM STIE AL-ANWAR 2013-2014 untuk menjalankan kegiatan Organisasi BEM. 
•Membuat rekapitulasi keuangan pada setiap kegiatan yang di laksanakan BEM STIE AL-ANWAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Kementerian yang dibentuk dengan tujuan dan tugas melakukan pengembangan budaya ilmiah mahasiswa, pengembangan potensi dan minat mahasiswa STIE AL-ANWAR sesuai dengan TRI Darma Perguruan Tinggi 
Arahan Program Kerja 
• Pembuatan Kelompok Belajar dan Diskusi (untuk semua angkatan) 
• Melihat kebutuhan dan minat untuk Mahasiswa dalam hal pembelajaran di bidang Ekonomi, khususnya bagi tingkat 1 dan 2 maka pembuatan kelompok belajar sangat bermanfaat dan berguna bagi mahasiswa tingkat 1, 2, dan bermanfaat buat mahasiswa di tingkat 3 untuk mengasah lagi kompetisi dasar ilmu ekonominya dengan cara mengajar di kelompok-kelompok belajar tersebut. 
• Memanfaatkan Laboratorium dan Perpustakaan di Kampus internal maupun eksternal Kampus untuk kegiatan pengembangan keilmuan mahasiswa STIE AL-ANWAR.
• Mengadakan kegiatan-kegiatan yang mampu menunjang kapasitas keilmuan Mahasiswa dan Masyarakat umum. 
KEMENTERIAN AGAMA 
• Kementerian yang concern menangani dan melakukan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan keagamaan sebagai upaya untuk membentuk, menjaga, meningkatkan Nilai spiritual mahasiswa STIE AL-ANWAR.
 Arahan Program Kerja 
• Mensosialisasikan dan mempersiapkan pelaksanaan Tahlil rutin di malam jumat legi 
• Memperingati hari – hari Besar Agama Islam. 
• Membentuk kepribadian mahasiswa STIE AL-ANWAR yang bermoral tinggi, dan bertanggung jawab, melalui kegiatan-kegiatan keagamaan.

Visi dan Misi Badan Eksekutif Mahasiswa Stie Al-Anwar 2013-2014


Visi : 
 Terwujudnya BEM STIE AL-ANWAR sebagai lembaga yang sinergis dan professional dalam rangka memberi pelayanan dan pengabdian terbaik untuk seluruh civitas akademika Fakultas Ekonomi STIE Al-Anwar dan Masyarakat umum. 
Misi : 
1.Menjadi sinergitas internal BEM STIE AL-ANWAR yang Solid,Unggul, dan militan 
2.Memberi pelayanan yang terbaik dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan potensi akademik serta non akademik seluruh mahasiswa STIE Al-Anwar 
3.Berperan penting dalam membentuk gerakan budaya ilmiah pengembangan intelektual mahasiswa (Gerakan Baca,Tulis,Diskusi) 
4.Menciptakan harmonisasi dalam komunikasi dan koordinasi antar lembaga formal dan organisasi tingkat jurusan,UKM dan Eksternal Kampus 
5.Memberi penguatan yang aktif dan kontributif dalam pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat.